Kamis, 27 Januari 2011

Meraiih cita-cita

       Meraiih cita-cita adalah wujud atau harapan smua orang dan bagaimana agar harapan itu tercapai tentu butuh waktu dan usaha, berikut saran saya agar cita-cita anda terwujud .
      Siapakah sih yang nggak punya cita-cita dan siapa juga yang tidak ingi sukses, setiap manusia yang ingin sukses pasi terlebih dahulu mempunyai cita-cita yang sesuai kemampuan walaupun kita tau untuk mencapai itu smua tidak lah mudah penuh pengorbanan, kesungguhan, optimis dan yang paling penting selalu mengingat AllahSWT, selalu di jalanny dan mengabdi pada orang tua.
       Siapa sih yang tidak ingin cita-citanya tercapai ? Ya..pasti semua orang mendabakannya. Tapi semua itu pastilah melalui sebuah proses. nah didalam proses itulah akan muncul berbagai macam halangan dan cobaan yang mungkin silih berganti yang mencoba menghalau kita dari jalur yang sudah ditentukan dalam tuntunan agama dan kita dituntut untuk bisa menghadapi itu semua dengan penuh kesabaran dan selalu berprasangka baik terhadap keinginan Alloh Swt.
       Saya ingin bercita-cita menjadi dosen, tapi belum tau kan nasib atau cita-cita yang Allah kehendaki sama. Hanya berusaha dan bertawal kepada Allah  lah saya akan dapat mewujudkan keinginan saya. Karna hanya dengan usaha dan tentunya giat belajar saya dapat mewujudkan cita-cita itu. Hanya itu yang dapat saya lakukan untuk orang tua saya sebagai ganti atas pengorbanan mereka sejak saya masih di kandungan. Apakah nanti nya cita-cita itu terwujud atau Allah menginginkan yang lain hanya usaha, dan waktu lah yang akan menjawab nya.
 “Tidak ada seorang muslim yang berdo’a memohon kepada Allah, yang do’anya tidak mengandung unsur dosa dan pemutusan hubungan persaudaraan, kecuali Allah akan mengabulkan dengan tiga kemungkinan; memberikan apa yang dinginkan, disimpan (pahalanya) hingga di alam akhirat, atau diselamatkan dari bahaya yang mengancam”. (HR. Bukhori).
    

menuju ke arah cita-citanya itu sebenarnya dia telah melalui dua jalur sekaligus dalam mencapai keberhasilannya, yaitu jalur rida orang tua dan jalur rida Allah Swt. Kedua jalur ini merupakan satu garis vertikal di mana manakala orang tua rida maka Allah Swt akan merekomendasi. Rida orang tua pada akhirnya akan berujung pada rida Allah Swt. Rida orang tua akan menghadirkan sebuah kekuatan dan kualitas doa. Kekuatan dari Allah Swt inilah yang disebut dengan God Spot.
Bagaimana Menghadirkan God Spot?
Untuk menghadirkan God Spot pada diri seseorang dibutuhkan lelaku yang intensif. Hal ini dilakukan dengan usaha penghambaan penuh kepada Allah Swt dan perilaku karimah kepada kedua orang tua. Penjabaran dari kalimat di atas tentu tidak sesederhana seperti yang dilakukan kebanyakan orang. Kebanyakan orang berperilaku apa adanya. Kebanyakan orang hanya mengandalkan usaha dan kemampuan yang tampak-tampak saja. Padahal, Allah Swt telah memberi kekuatan luar biasa kepada setiap orang, termasuk bagaimana menghadirkan God Spot dalam dirinya. Dan, semua itu bisa diraih salah satunya melalui lelaku yang intensif.
Allah Swt sangat menyayangi hambanya. Oleh karenanya, siapa pun yang membutuhkan pertolongan-Nya pasti akan dikabulkan, demikian janji Allah Swt. Untuk inilah dibutuhkan kecerdasan emosi yang mengarah kepada kecerdasan spiritual dengan melakukan berbagai usaha pendekatan diri kepada Allah Swt.
Rida Allah Swt adalah Jalur Tertinggi
Sebenarnya, semua doa manusia hanya Allah yang akan mengabulkannya. Karena, Dialah satu-satunya top decision maker. Namun demikian, tanpa jalur yang tepat maka jauh dari kemungkinan doa manusia bisa terkabul. Di sinilah pentingnya manusia memerhatikan hierarki jalur dalam memohon rida-Nya, baik untuk kepentingan jangka pendek maupun jangka panjang.
Agar bisa sampai ke top decision maker terlebih dulu kita harus melalui jalur-jalur di bawahnya. Seorang anak harus senantiasa berbakti dan berakhlak baik kepada kedua orang tuanya. Bersikap yang baik sedemikian hingga mereka senang. Berbicaralah yang hati-hati, jangan sampai sedikit pun menyinggung perasaan mereka. Bersikaplah yang terpuji sehingga mereka merasakan senang seperti pada saat mereka mendengar tangisan pertama kita pada waktu kita dilahirkannya dulu.
Perbaiki Nasib dengan Memperbaiki Menu
Tidak ada satu pun orang tua yang tidak menghendaki anak-anaknya berhasil. Tidak pandang bulu apakah anaknya baik maupun memiliki karakter jelek, tetap saja didoakan oleh orang tua agar kelak menjadi anak yang berhasil, tercapai cita-citanya. Namun, bagaimana dengan doa orang tua yang tidak kunjung terkabul dalam mendoakan anak-anaknya? Untuk menjawab pertanyaan ini alangkah baiknya kita menengok ke belakang. Yang perlu diingat adalah bahwa orang tua hanyalah manusia yang dalam konteks ini kapasitasnya hanya sebagai wasilah saja. Keputusan akhir tetap saja berada di tangan Allah Swt.
sebagai anak perlu bersikap bijak dengan melakukan perenungan dan kesadaran jiwa. Yang perlu disadari adalah seberapa besar kabegjan yang dimiliki oleh anak. Apabila kabegjan yang dimiliki oleh seorang anak besar maka dengan mudah Allah akan mengabulkan doa mereka. Tetapi sebaliknya, manakala kondisi anak kurang bersih maka kondisi seperti ini akan menghalangi terkabulnya doa. Antara kedua faktor tersebut harus berjalan secara sinergis.
Kita sering menjumpai fenomena yang terjadi dalam sebuah keluarga atau barangkali juga dialami di keluarga Anda di mana antara anak satu dengan yang lainnya memiliki tingkat kabegjan yang berbeda. Ada yang mudah didoakan oleh orang tua tetapi ada juga yang sulit. Ada yang mapan tetapi ada juga yang masih bernasib kurang mujur. Kelapa satu truk biasanya ada satu atau beberapa yang busuk, demikian apabila diibaratkan. Agar hal semacam ini tidak terjadi pada keluarga maka dibutuhkan suatu kesadaran dan usaha yang serius dalam hal mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Anak yang belum memperoleh rida dari Allah Swt sebaiknya segera membekali diri dengan berbagai ikhtiar. Begitu juga harus senantiasa memperbaiki akhlak yang sekiranya tidak berkenan bagi orang tua, sesama, dan Tuhan Yang Maha-Berkehendak. Langkah ini dilakukan agar dia memiliki tingkat kabegjan yang tinggi. Caranya yaitu dengan memperbaiki menu ritual kita kepada Allah Swt.
  1. Berdoalah pada Allah, laluTulislah tujuan anda secara mendetil (terperinci)
  2. Tulislah Kesenjangan antara Tujuan dan Keadaan (hambatan)
  3. Tulislah Perencanaan Apa yang bisa anda lakukan
  4. Tulislah Jalan keluar untuk mengatasi kesenjangan hambatan keadaan, yang berkaitan dengan Waktu (jadwal dan tindakan)
  5. Pilih Solusi terbaik yang sesuai dan nyaman dalam membuat tindakan menuju cita dan kesuksesan
Perincian dan contohnya :
  1. Berdoalah pada Allah, lalu Tulislah tujuan anda secara mendetil (terperinci)
    Saya mau beli netbook mini seharga Rp.7 juta dari hasil menerbitkan buku dalam 6 Bulan, dan laris dalam 3 bulan ke depan mendapat upah royalty Rp.10 juta. Tempel di kamar berikut foto netbooknya
     
  2. Tulislah Kesenjangan antara Tujuan dan Keadaan (hambatan)
    Sibuk jadwal kerja padat
    Komputer di rumah dipakai anak

     
  3. Tulislah Perencanaan Apa yang bisa anda lakukan
    Saya Bisa menulis hanya pada saat setelah shalat shubuh atau setelah anak tertidur
     
4.    Tulislah Jalan keluar(solusi) untuk mengatasi kesenjangan hambatan keadaan, yang berkaitan dengan Waktu (jadwal dan tindakan)
       
    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar